Perekonomian Indonesia
Neraca pembayaran dalam dan luar negeri
Dosen : Antoni,SE., MM
Disusun
oleh
Kelas
: 1EB17
Kelompok
2
Nama
Anggota :
1. Ayu
Hana Yolanda (21216235)
2. Brando
Arimatea Elsaday (21216477)
3. Cynthia
Wahyu Rahmadeti (21216656)
4. Dhea
Avricia Caniago
(21216921)
5. Dina
Lestari (22216075)
ABSTRAK
Neraca
pembayaran yaitu catatan yang sistematis tentang transaksi ekonomi
internasional antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lainnya dalam
jangka waktu tertentu. Perkembangan neraca pembayaran memiliki keterkaitan yang
erat dengan perkembangan sektor riil, fiskal dan moneter. Dalam menganalisa
keseimbangan neraca pembayaran, dapat dilakukan dengan menganalisis setiap
komponen neraca pembayaran yang meliputi transaksi berjalan dan transaksi pasar
modal dan keuangan. Berdasarkan
analisis struktur dan perkembangan NPI dapat disimpulkan bahwa NPI selama tiga
tahun terakhir dalam kondisi tertekan
dan faktor-faktor penyebabnya cenderung bersifat struktural. Selain itu
terlihat pula struktur NPI semakin rentan terhadap gejolak eksternal, karena
bertambah besarnya peranan modal asing masuk (capital inflows). Kinerja NPI
berpengaruh terhadap posisi cadangan devisa Indonesia. Peningkatan surplus NPI
Triwulan II-2014 menjadikan posisi cadangn devisa pada angka 107,7 miliar dolar
AS atau meningkat sebesar 5,1 miliar dolar AS dari triwulan I-2014. Jumlah
cadangan devisa tersebut cukup untuk kebutuhan pembayaran impor dan utang luar
negeri Pemerintah selama 6,1 bulan dan berada di atas standar kecukupan
internasional. Pada Juli 2014, posisi cadangan devisa kembali meningkat menjadi
110,5 milair dolar AS. Perlu dilakukan berbagai langkah kebijakan untuk
mengurangi tekanan terhadap NPI.
BAB I
PENDAHULUAN
A . Latar Belakang
Neraca
pembayaran merupakan suatu ikhtisar yang meringkas transaksi - transaksi antara
penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain selama jangka waktu tertentu
(biasanya satu tahun). Neraca pembayaran mencakup pembelian dan penjualan
barang dan jasa, hibah dari individu dan pemerintah asing dan transaksi
finansial. Dua neraca penting dalam neraca pembayaran adalah neraca perdagangan
dan neraca keseluruhan. Neraca perdagangan menunjukkan perimbangan antara
ekspor dan impor. Sedangkan neraca keseluruhan menunjukkan perimbangan antara
keseluruhan aliran pembayaran ke luar negeri.
Defisit
dalam neraca pembayaran berarti antara pembayaran ke luar negeri lebih besar
dari pada penerimaan dalam negeri. Salah satu faktor penentu ini adalah ekspor
lebih besar dari impor. Pengaliran modal ke luar negeri merupakan faktor lain
yang menimbulkan defisit neraca tersebut. Umumnya neraca pembayaran terbagi
atas neraca transaksi berjalan dan neraca lalu lintas modal dan finansial, dan
item-item finansial.
B.
Rumusan
Masalah
1. Perkembangan
neraca pembayaran Indonesia.
2. Komponen
neraca pembayaran.
3. Faktor-faktor
yang mempengaruhi neraca pembayaran.
C. Tujuan Masalah
Mahasiswa
dapat mengetahui memahami neraca pembayaran dalam dan luar negeri.
BAB II
LANDASAN
TEORI
Dari berbagai sudut pandang tentang pengertian
neraca pembayaran, pada dasarnya banyak berbagai pengertian :
1.
Neraca pembayaran adalah suatu neraca pembukuan
yang menunjukkan nilai berbagai jenis transaksi (mutasi) keuangan yang
dilakukan di antara satu negara dengan negara-negara lain dalam satu tahun
tertentu.
2.
Neraca pembayaran adalah pencatatan yang
dilakukan oleh pemrtintah tentang transaksi suatu negara dengan negara lain
atau pencatatan perdagangan internasional.
3.
Neraca pembayaran adalah transaksi yang menyebabkan
penerimaan uang asing seperti ekspor komoditi.
4.
Neraca pembayaran adalah keseluruhan catatan
transaksi dari transaksi-transaksi internasional suatu negara dengan negara
lain.
5.
Neraca pembayaran adalah catatan dari semua
transaksi internasional yang meliputi perdagangan keuangan dan moneter antar penduduk dalam negeri dengan penduduk
luar negeri dalam periode waktu tertentu.
BAB
III
PEMBAHASAN
Perkembangan neraca pembayaran indonesia
Ditengah melambatnya perekonomian Indonesia proses perbaikan
keseimbangan eksternal Indonesia ke arah yang lebih sehat terus berlanjut.
Defisit transaksi berjalan pada triwulan I-2015 turun menjadi USD3,8 miliar
(1,8% PDB) dari USD5,7 miliar (2,6% PDB) pada triwulan IV-2014. Perkembangan
positif transaksi berjalan tersebut terutama didukung oleh perbaikan neraca
perdagangan migas sebagai dampak turunnya harga minyak dan implikasi reformasi
subsidi yang ditempuh Pemerintah. Defisit neraca jasa menyusut mengikuti
turunnya impor barang dan pola musiman jasa travel sementara defisit neraca
pendapatan primer menurun sesuai pola musimannya. Selain itu menurunnya impor
nonmigas sejalan dengan moderasi permintaan domestik juga ikut membantu
perbaikan transaksi berjalan, meskipun penurunan impor nonmigas tersebut tidak
mampu mengimbangi kontraksi pertumbuhan ekspor nonmigas sehingga surplus neraca
perdagangan nonmigas tercatat lebih rendah.
Defisit transaksi berjalan triwulan I-2015 yang
lebih rendah mampu dibiayai sepenuhnya oleh
suplus transaksi modal dan finansial sehingga Neraca Pembayaran
Indonesia (NPI) triwulan mencatat surplus USD1,3 miliar. Surplus tersebut lebih
kecil dibandingkan dengan surplus triwulan IV-2014 sebesar USD2,4 miliar.
Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa pada akhir Maret 2015
tercatat sebesar USD111,6 miliar, lebih rendah dibandingkan dengan posisi akhir
Desember 2014 sebesar USD111,9 miliar (Grafik 1). Meski menurun, jumlah
cadangan devisa per akhir Maret 2015 tersebut cukup untuk membiayai kebutuhan
pembayaran impor dan utang luar negeri Pemerintah selama 6,6 bulan dan berada
di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor, sehingga
dipandang cukup kuat dalam mendukung ketahanan sektor eksternal dan
kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.
Komponen neraca pembayaran
1.
Neraca Perdagangan Nonmigas
Surplus
neraca perdagangan nonmigas pada triwulan I-2015 sebesar USD4,3 miliar, lebih
rendah dari surplus triwulan sebelumnya sebesar USD5,2 miliar (Grafik 3).
Penurunan surplus tersebut dijelaskan oleh penurunan ekspor nonmigas (-9,3%
qtq) yang tidak mampu diimbangi oleh penurunan impor nonmigas (-8,0% qtq).
2.
Ekspor Nonmigas
Penurunan ekspor nonmigas tersebut dijelaskan oleh dalamnya
koreksi harga komoditas global di saat volume perdagangan dunia relatif lebih
baik. Sejalan dengan meningkatnya volume perdagangan dunia tersebut, ekspor
nonmigas pada triwulan I-2015 secara riil kembali tumbuh positif (2,2% yoy).
Kenaikan volume ekspor ditopang akselerasi ekspor produk primer terutama produk
bahan bakar.
3. Transaksi
Berjalan
Melambatnya pertumbuhan ekonomi domestik pada
triwulan I-2015 di tengah proses pemulihan ekonomi global yang berlangsung
secara lamban mendukung upaya penurunan defisit transaksi berjalan ke tingkat
yang lebih sehat. Defisit transaksi berjalan pada triwulan I-2015 tercatat
sebesar USD3,8 miliar (1,8% dari PDB), lebih rendah dari defisit triwulan
IV-2014 sebesar USD5,7 miliar (2,6% dari PDB).
4. Neraca Perdagangan Jasa
Kierja neraca perdagangan jasa pada triwulan 2015 membaik dan menopang perbaikan transaksi berjalan. Defisit neraca perdagangan jasa tercatat sebesar USD1,9 miliar lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar USD2,6 miliar. Penurunan defisit neraca jasa tersebut terutama karena turunnya pembayaran jasa freight seiring penurunan impor dan meningkatnya surplus jasa travel mengikuti pola musiman pengeluaran wisatawan nasional (wisnas) yang lebih rendah pada triwulan laporan.
Kierja neraca perdagangan jasa pada triwulan 2015 membaik dan menopang perbaikan transaksi berjalan. Defisit neraca perdagangan jasa tercatat sebesar USD1,9 miliar lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar USD2,6 miliar. Penurunan defisit neraca jasa tersebut terutama karena turunnya pembayaran jasa freight seiring penurunan impor dan meningkatnya surplus jasa travel mengikuti pola musiman pengeluaran wisatawan nasional (wisnas) yang lebih rendah pada triwulan laporan.
Jumlah
wisnas yang tercatat lebih rendah (2,0 juta orang) dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya (2,1 juta orang), jumlah pengeluaran wisnas selama kunjungan ke luar
negeri juga tercatat lebih rendah. Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang
berkunjung ke Indonesia selama triwulan I-2015 juga tercatat lebih rendah (2,3
juta orang) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (2,5 juta orang). Sejalan
dengan perkembangan tersebut, penerimaan jasa perjalanan dari wisman turun
menjadi USD2,7 miliar pada triwulan I-2015 dari triwulan sebelumnya sebesar USD2,8
miliar.
5.
Neraca
Pendapatan Primer
Kinerja
neraca pendapatan primer pada triwulan I-2015 membaik. Defisit neraca
pendapatan primer turun menjadi USD6,5 miliar dari triwulan sebelumnya sebesar
USD7,0 miliar .
6.
Neraca
Pendapatan Sekunder
Neraca pendapatan
sekunder pada triwulan I2015 mencatat surplus sebesar USD1,4 miliar, relatif
stabil dibandingkan dengan capaian pada
triwulan sebelumnya. Penerimaan hibah oleh Pemerintah pada triwulan laporan
yang lebih rendah terkompensasi oleh neto penerimaan transfer personal dalam
bentuk remitansi tenaga kerja yang lebih besar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi neraca pembayaran
a)
Perubahan Kurs Devisa
Jika neraca
pembayaran defisit, maka kurs valuta asing mengalami kenaikan dan kurs rupiah
mengalami penurunan dan bila terjadi surplus maka kurs valuta asing mengalami
penurunan dan kurs rupiah mengalami kenaikan.
b)
Perubahan Harga
Jika ekspor
lebih besar daripada impor berarti barang yang ada di dalam negeri sangat laku
terjual di luar negeri maka harga barang dalam negeri menjadi meningkat.
c)
Perubahan
Tingkat Pendapatan
Ekspor merupakan
komponen pendapatan nasional sehingga berubahnya nilai ekspor akan
mengakibatkan berubahnya pendapatan nasional.
d)
Perubahan
Tingkat Bunga
Jika investasi
dari luar negeri banyak mengalir ke dalam negeri, maka tingkat bunga yang
berlaku rendah karena hubungan antara tingkat bunga dengan tingkat investasi
adalah berbanding terbalik. Sebaliknya jika investasi yang terjadi menurun maka
tingkat bunga yang berlaku tinggi.
BAB
IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Neraca
pembayaran luar negeri ini berguna untuk memberikan informasi kepada pemerintah
tentang posisi keuangan dalam hubungan ekonomi dengan negara lain serta
membantu di dalam pengambilan kebijaksanaan moneter, fiscal perdagangan dan
pembayaran internasional. Selain itu juga dapat menunjukkan struktur dan
komposisi transaksi ekonomi dan posisi keuangan internasional dari suatu negara
dengan mengetahui secara terperinci karena lembaga keuangan seperti IMF, bank
dunia dan negara-negara juga menggunakan pemberi bantuan keuangan kepada suatu
negara melalui rekening neraca pembayaran tersebut.
B. Saran
Suatu negara harus juga memperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhi terhadap neraca pembayaran dalam dan luar negera.
Daftar Pustaka - --http://infostatntb.wordpress.com/2010/01/19/memahami-neraca-pembayaran-indonesia-ii/
-
file:///C:/Users/Asus/Downloads/Laporan_NPI_Tw%20I2015.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar