Rabu, 02 Agustus 2017

Perekonomian Indonesia Neraca pembayaran dalam dan luar negeri

Perekonomian Indonesia
Neraca pembayaran dalam dan luar negeri


Dosen : Antoni,SE., MM
Disusun oleh
Kelas : 1EB17
Kelompok 2

Nama Anggota :
1.    Ayu Hana Yolanda                                           (21216235)
2.    Brando Arimatea Elsaday                                (21216477)
3.    Cynthia Wahyu Rahmadeti                              (21216656)
4.    Dhea Avricia Caniago                                      (21216921)
5.    Dina Lestari                                                      (22216075)


ABSTRAK
Neraca pembayaran yaitu catatan yang sistematis tentang transaksi ekonomi internasional antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lainnya dalam jangka waktu tertentu. Perkembangan neraca pembayaran memiliki keterkaitan yang erat dengan perkembangan sektor riil, fiskal dan moneter. Dalam menganalisa keseimbangan neraca pembayaran, dapat dilakukan dengan menganalisis setiap komponen neraca pembayaran yang meliputi transaksi berjalan dan transaksi pasar modal dan keuangan.    Berdasarkan analisis struktur dan perkembangan NPI dapat disimpulkan bahwa NPI selama tiga tahun terakhir dalam kondisi  tertekan dan faktor-faktor penyebabnya cenderung bersifat struktural. Selain itu terlihat pula struktur NPI semakin rentan terhadap gejolak eksternal, karena bertambah besarnya peranan modal asing masuk (capital inflows). Kinerja NPI berpengaruh terhadap posisi cadangan devisa Indonesia. Peningkatan surplus NPI Triwulan II-2014 menjadikan posisi cadangn devisa pada angka 107,7 miliar dolar AS atau meningkat sebesar 5,1 miliar dolar AS dari triwulan I-2014. Jumlah cadangan devisa tersebut cukup untuk kebutuhan pembayaran impor dan utang luar negeri Pemerintah selama 6,1 bulan dan berada di atas standar kecukupan internasional. Pada Juli 2014, posisi cadangan devisa kembali meningkat menjadi 110,5 milair dolar AS. Perlu dilakukan berbagai langkah kebijakan untuk mengurangi tekanan terhadap NPI.




BAB I
PENDAHULUAN

A . Latar Belakang
Neraca pembayaran merupakan suatu ikhtisar yang meringkas transaksi - transaksi antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain selama jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Neraca pembayaran mencakup pembelian dan penjualan barang dan jasa, hibah dari individu dan pemerintah asing dan transaksi finansial. Dua neraca penting dalam neraca pembayaran adalah neraca perdagangan dan neraca keseluruhan. Neraca perdagangan menunjukkan perimbangan antara ekspor dan impor. Sedangkan neraca keseluruhan menunjukkan perimbangan antara keseluruhan aliran pembayaran ke luar negeri.
Defisit dalam neraca pembayaran berarti antara pembayaran ke luar negeri lebih besar dari pada penerimaan dalam negeri. Salah satu faktor penentu ini adalah ekspor lebih besar dari impor. Pengaliran modal ke luar negeri merupakan faktor lain yang menimbulkan defisit neraca tersebut. Umumnya neraca pembayaran terbagi atas neraca transaksi berjalan dan neraca lalu lintas modal dan finansial, dan item-item finansial.

B.   Rumusan Masalah
1.    Perkembangan neraca pembayaran Indonesia.
2.    Komponen neraca pembayaran.
3.    Faktor-faktor yang mempengaruhi neraca pembayaran.

C.   Tujuan Masalah
Mahasiswa dapat mengetahui memahami neraca pembayaran dalam dan luar negeri.

BAB II
LANDASAN TEORI

Dari berbagai sudut pandang tentang pengertian neraca pembayaran, pada dasarnya banyak berbagai pengertian :
1.    Neraca pembayaran adalah suatu neraca pembukuan yang menunjukkan nilai berbagai jenis transaksi (mutasi) keuangan yang dilakukan di antara satu negara dengan negara-negara lain dalam satu tahun tertentu.
2.    Neraca pembayaran adalah pencatatan yang dilakukan oleh pemrtintah tentang transaksi suatu negara dengan negara lain atau pencatatan perdagangan internasional.
3.    Neraca pembayaran adalah transaksi yang menyebabkan penerimaan uang asing seperti ekspor komoditi.
4.    Neraca pembayaran adalah keseluruhan catatan transaksi dari transaksi-transaksi internasional suatu negara dengan negara lain.
5.    Neraca pembayaran adalah catatan dari semua transaksi internasional yang meliputi perdagangan keuangan dan moneter  antar penduduk dalam negeri dengan penduduk luar negeri dalam periode waktu tertentu.



BAB III
PEMBAHASAN

 Perkembangan neraca pembayaran indonesia
Ditengah melambatnya perekonomian Indonesia proses perbaikan keseimbangan eksternal Indonesia ke arah yang lebih sehat terus berlanjut. Defisit transaksi berjalan pada triwulan I-2015 turun menjadi USD3,8 miliar (1,8% PDB) dari USD5,7 miliar (2,6% PDB) pada triwulan IV-2014. Perkembangan positif transaksi berjalan tersebut terutama didukung oleh perbaikan neraca perdagangan migas sebagai dampak turunnya harga minyak dan implikasi reformasi subsidi yang ditempuh Pemerintah. Defisit neraca jasa menyusut mengikuti turunnya impor barang dan pola musiman  jasa travel sementara defisit neraca pendapatan primer menurun sesuai pola musimannya. Selain itu menurunnya impor nonmigas sejalan dengan moderasi permintaan domestik juga ikut membantu perbaikan transaksi berjalan, meskipun penurunan impor nonmigas tersebut tidak mampu mengimbangi kontraksi pertumbuhan ekspor nonmigas sehingga surplus neraca perdagangan nonmigas tercatat lebih rendah.
Defisit transaksi berjalan triwulan I-2015 yang lebih rendah mampu dibiayai sepenuhnya oleh  suplus transaksi modal dan finansial sehingga Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) triwulan mencatat surplus USD1,3 miliar. Surplus tersebut lebih kecil dibandingkan dengan surplus triwulan IV-2014 sebesar USD2,4 miliar. Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa pada akhir Maret 2015 tercatat sebesar USD111,6 miliar, lebih rendah dibandingkan dengan posisi akhir Desember 2014 sebesar USD111,9 miliar (Grafik 1). Meski menurun, jumlah cadangan devisa per akhir Maret 2015 tersebut cukup untuk membiayai kebutuhan pembayaran impor dan utang luar negeri Pemerintah selama 6,6 bulan dan berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor, sehingga dipandang cukup kuat dalam mendukung ketahanan sektor eksternal dan kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.

Komponen neraca pembayaran
1.    Neraca Perdagangan Nonmigas
Surplus neraca perdagangan nonmigas pada triwulan I-2015 sebesar USD4,3 miliar, lebih rendah dari surplus triwulan sebelumnya sebesar USD5,2 miliar (Grafik 3). Penurunan surplus tersebut dijelaskan oleh penurunan ekspor nonmigas (-9,3% qtq) yang tidak mampu diimbangi oleh penurunan impor nonmigas (-8,0% qtq).
2.    Ekspor Nonmigas
Ekspor nonmigas triwulan I-2015 tercatat sebesar USD33,4 miliar, lebih rendah 9,3% dibandingkan dengan ekspor nonmigas pada triwulan IV-2014 sebesar USD36,9 miliar. Bila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, ekspor nonmigas triwulan I-2015 terkontraksi 8,0% (yoy) lebih tajam dibandingkan dengan penurunan ekspor triwulan sebelumnya sebesar 6,5% (yoy).
Penurunan ekspor nonmigas tersebut dijelaskan oleh dalamnya koreksi harga komoditas global di saat volume perdagangan dunia relatif lebih baik. Sejalan dengan meningkatnya volume perdagangan dunia tersebut, ekspor nonmigas pada triwulan I-2015 secara riil kembali tumbuh positif (2,2% yoy). Kenaikan volume ekspor ditopang akselerasi ekspor produk primer terutama produk bahan bakar.
                                                                             
3.    Transaksi Berjalan
Melambatnya pertumbuhan ekonomi domestik pada triwulan I-2015 di tengah proses pemulihan ekonomi global yang berlangsung secara lamban mendukung upaya penurunan defisit transaksi berjalan ke tingkat yang lebih sehat. Defisit transaksi berjalan pada triwulan I-2015 tercatat sebesar USD3,8 miliar (1,8% dari PDB), lebih rendah dari defisit triwulan IV-2014 sebesar USD5,7 miliar (2,6% dari PDB).

4.    Neraca Perdagangan Jasa
        Kierja neraca perdagangan jasa pada triwulan 2015 membaik dan menopang  perbaikan  transaksi berjalan. Defisit neraca perdagangan jasa tercatat sebesar USD1,9 miliar lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar USD2,6 miliar. Penurunan defisit neraca jasa tersebut terutama karena turunnya pembayaran jasa freight seiring penurunan impor dan meningkatnya surplus jasa travel mengikuti pola musiman pengeluaran wisatawan nasional (wisnas) yang lebih rendah pada triwulan laporan.
Jumlah wisnas yang tercatat lebih rendah (2,0 juta orang) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (2,1 juta orang), jumlah pengeluaran wisnas selama kunjungan ke luar negeri juga tercatat lebih rendah. Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Indonesia selama triwulan I-2015 juga tercatat lebih rendah (2,3 juta orang) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (2,5 juta orang). Sejalan dengan perkembangan tersebut, penerimaan jasa perjalanan dari wisman turun menjadi USD2,7 miliar pada triwulan I-2015 dari triwulan sebelumnya sebesar USD2,8 miliar.

5.    Neraca Pendapatan Primer
Kinerja neraca pendapatan primer pada triwulan I-2015 membaik. Defisit neraca pendapatan primer turun menjadi USD6,5 miliar dari triwulan sebelumnya sebesar USD7,0 miliar .

6.    Neraca Pendapatan Sekunder
Neraca pendapatan sekunder pada triwulan I2015 mencatat surplus sebesar USD1,4 miliar, relatif stabil dibandingkan dengan capaian  pada triwulan sebelumnya. Penerimaan hibah oleh Pemerintah pada triwulan laporan yang lebih rendah terkompensasi oleh neto penerimaan transfer personal dalam bentuk remitansi tenaga kerja yang lebih besar.


Faktor-faktor yang mempengaruhi neraca pembayaran
a)    Perubahan Kurs Devisa
Jika neraca pembayaran defisit, maka kurs valuta asing mengalami kenaikan dan kurs rupiah mengalami penurunan dan bila terjadi surplus maka kurs valuta asing mengalami penurunan dan kurs rupiah mengalami kenaikan.
b)   Perubahan Harga
Jika ekspor lebih besar daripada impor berarti barang yang ada di dalam negeri sangat laku terjual di luar negeri maka harga barang dalam negeri menjadi meningkat.
c)     Perubahan Tingkat Pendapatan
Ekspor merupakan komponen pendapatan nasional sehingga berubahnya nilai ekspor akan mengakibatkan berubahnya pendapatan nasional.
d)    Perubahan Tingkat Bunga
Jika investasi dari luar negeri banyak mengalir ke dalam negeri, maka tingkat bunga yang berlaku rendah karena hubungan antara tingkat bunga dengan tingkat investasi adalah berbanding terbalik. Sebaliknya jika investasi yang terjadi menurun maka tingkat bunga yang berlaku tinggi.

BAB IV
PENUTUP
A.   Kesimpulan
        Neraca pembayaran luar negeri ini berguna untuk memberikan informasi kepada pemerintah tentang posisi keuangan dalam hubungan ekonomi dengan negara lain serta membantu di dalam pengambilan kebijaksanaan moneter, fiscal perdagangan dan pembayaran internasional. Selain itu juga dapat menunjukkan struktur dan komposisi transaksi ekonomi dan posisi keuangan internasional dari suatu negara dengan mengetahui secara terperinci karena lembaga keuangan seperti IMF, bank dunia dan negara-negara juga menggunakan pemberi bantuan keuangan kepada suatu negara melalui rekening neraca pembayaran tersebut.

B.  Saran
Suatu negara harus juga memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap neraca pembayaran dalam dan luar negera.

Daftar Pustaka-       --http://infostatntb.wordpress.com/2010/01/19/memahami-neraca-pembayaran-indonesia-ii/
-       file:///C:/Users/Asus/Downloads/Laporan_NPI_Tw%20I2015.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar